NAMA
: JIMMY HARIS SITOMPUL
PANGKAT : SERDA
NOSIS : 20190426 - E
NO
ABSEN : 06
PERCOBAAN 17
MEMBUAT APLKASI BUZZER DAN LED
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
1.
Tujuan :
AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT APLIKASI BUZZER DAN LED BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535.
2.
Alat
dan Bahan :
a.
ATMEGA
8535
b.
LED
c.
PROTEUS
d.
BUZZER
3.
DASAR
TEORI :
a.
JELASKAN
TENTANG ATMEGA 8535
Mikrokontroler ATMEGA
8535
Mikrokontroler
merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana
di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC, berbeda
dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Heryanto, dkk, 2008:1).Mikrokontroller
AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi
dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set
Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk,
2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa
dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega 8535 :
Konfigurasi Pin
ATMEGA 8535
Secara umum konfigurasi dan fungsi pin
ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. VCC Input sumber
tegangan (+)
2. GND Ground (-)
3. Port A (PA7 … PA0)
Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini
juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
4. Port B (PB7 … PB0)
Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi
sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi
lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
5. Port C (PC7 … PC0)
Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa
dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
6. Port D (PD7 … PD0)
Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai
RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini
selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
7. RESET Input reset.
8. XTAL1 Input ke
amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
9 . XTAL2 Output dari
amplifier inverting osilator.
10. AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
11. AREF Tegangan referensi untuk ADC.
Fitur Mikrokontroler
ATMEGA 8535
Adapun kapabilitas
detail dari ATmega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor
8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Kapabilitas memori
flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read Only Memori) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit
sebanyak 8 channel.
4 . Portal komunikasi serial (USART) dengan
kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode
sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.
Arsitektur ATMEGA 8535
Dari gambar blok
diagram tersebut dapat dilihat bahwa ATMEGA 8535
memiliki bagian-bagian
sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak
32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.
2. ADC 8 channel 10 bit.
3. Tiga buah
Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.
4. CPU yang terdiri
atas 32 buah register.
5. Watchdog timer
dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512
byte.
7. Memori Flash sebesar
8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8. Interrupt internal
dan eksternal
9. Port antarmuka SPI
(Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM sebesar 512
byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka
komparator analog.
12. Port USART untuk
komunikasi serial
b) JELASKAN TENTANG LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat
dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Seperti dikatakan sebelumnya, LED
merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya
pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P)
dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip
semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang
dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju
atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron
pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang)
yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa
dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu
warna).
Cara kerja LED (Light
Emitting Diode)
LED atau Light Emitting Diode yang
memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan
sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
CARA MENGETAHUI
POLARITAS LED Cara mengetahui polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas terminal
Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya secara fisik
berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang
lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri
Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar
serta terletak di sisi yang Flat.
c) JELASKAN TENTANG
BUZZER
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen
elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada
umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada
rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada
Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering
ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini
dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih
murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian
Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga
sering disebut dengan Beeper.
Pengertian
Piezoelectric Buzzer dan Cara Kerja Buzzer
Seperti namanya, Piezoelectric
Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric untuk
menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke bahan
Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian
diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan
menggunakan diafragma dan resonator.
Berikut ini adalah
gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah Piezoelectric Buzzer.
Jika dibandingkan dengan Speaker,
Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk digerakan. Sebagai contoh, Piezo Buzzer
dapat digerakan hanya dengan menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL,
hal ini sangat berbeda dengan Speaker yang harus menggunakan penguat khusus
untuk menggerakan Speaker agar mendapatkan intensitas suara yang dapat didengar
oleh manusia. Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik
dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1 – 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi
Ultrasound. Tegangan Operasional Piezoelectric Buzzer yang umum biasanya
berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt.
4. LANGKAH PERCOBAAN
Membuat Rangkaian seperti pada
Percobaan 16
PERCOBAAN 16 MENGGUNAKAN BUZZER
Pembuatan
Script menggunakan Bascom AVR
5. ANALISA HASIL PERCOBAAN.
Berdasakan
rangkaian diatas adalah aplikasi Buzzer dan LED berbasis Atmega 8535 yang
menyala satu per satu kelompok seakan-akan LED
tersebut yang berjalan di tambahkan dengan komponen bazzer yang ikut
berbunyi mengiringi jalannya lampu LED dalam komponen tersebut. Clock pada alat
lampu berjalan ini adalah tegangan yang berdetak secara tetap terhadap waktu.
Agar dapat menghasilkan clock, dibutuhkan ATMEGA 8535 yang mempunyai berbagai
fitur untuk melakukan pemrograman dalam mikrokontroler AVR, Atmega 8535 dapat
bekerja karena dibantu oleh aplikasi Baskom AVR yang menggunakan bahasa pemrograman
tingkat tinggi Untuk melakukan pemindahan dari komputer ke dalam chip dan
melakukan simulasi di dalam suatu Rangkaian yang telah di buat di dalam Proteus
8.6.
6. KESIMPULAN.
Dari
rangkaian diatas dapat dilihat bahwa suatu rangkaian buzzer dan running LED
juga dapat di buat menggunakan Komponen
ATMEGA 8535 yang berfungsi sebagai pembangkit clock aktif, dan dapat dilihat
pada rangkaian diatas ATMEGA 8535 yang dapat Dikombinasikan dengan aplikasi
Baskom AVR yang berbasis Microkontroler yang berfungsi sebagai komponen yang
dapat memindahkan nyala lampu secara bergantian bisa dari low ke high (0 ke 9)
maupun High ke Low (9 ke 0) melalui bahasa pemrograman yang di terapkan dalam
Rangkaian yang telah di buat di Proteus 8.6